Kamis, 17 Maret 2011

Kota Kenangan II : End


Jasmine mencoba melawan. Digigitnya tangan lelaki yang membekap mulutnya.
"auw!SIALAN!" lelaki itu langsung menampar Jasmine. Bibir Jasmine berdarah. Dilepasnya kaus kaki dan disumbatkan kedalam mulut Jasmine. Jasmine ingin muntah dan meringis kesakitan dalam waktu bersamaan. Kirana menangis tak berani melawan. Para lelaki itu terus melajukan mobil kejalan yang makin lama makin sepi. Lalu mereka berhenti disebuah gubuk kecil. Tak ada rumah lain disitu. Mereka menyeret kedua gadis itu.

Kirana terus menangis. Mulutnya juga disumbat kaos kaki. "kita mulai dari gadis tomboy ini dulu. Dia dari tadi terlalu banyak tingkah!" seringai para lelaki itu membuat Jasmine ketakutan. Dia mencoba bangkit dan melawan tapi mereka lebih kuat. Kirana menangis dan teriakannya yang tertahan menyaksikan Jasmine digerayangi dan digilir. Dia ingin menolong Jasmine, tapi badannya terikat. Jasmine roboh tak berdaya. Airmata dan darah bercampur jadi satu. Tawa para lelaki itu seolah memenuhi gubuk kecil itu. Nafsu birahi mereka telah menggantikan akal sehat mereka.

Setelah puas memperkosa Jasmine para lelaki itu tersenyum senang. Jasmine tergeletak dengan baju yang telah koyak dan selangkangan penuh darah juga sperma busuk para lelaki bejat. Mereka mendekati Kirana.
"sekarang giliranmu manis." kekeh salah satu lelaki sambil menyentuh dagu Kirana. Kirana memberontak sejadi-jadinya dan para pemuda itu juga memegang erat Kirana agar tak bisa melawan.
"BRAKKK!!!" bunyi kayu yang dihantamkan kesalah satu lelaki membuat mereka kaget.
Jasmine dengan upaya terakhirnya bangkit dan mengambil kursi kayu yang memang ada diruangan itu. Lelaki yang dihantam langsung pingsan. Temannya yang lain merasa berang. Tapi Jasmine yang tak diikat mengamuk membabi buta. Dia berlari dan mengangkat apa saja yang ada diruangan itu dan melempari para lelaki itu. Meski mereka menghindar tapi ada juga yang kena. Dua teman mereka telah pingsan. Tanpa pikir panjang salah satu lelaki mengeluarkan pisau dari sakunya dan ketika berhasil mengepung Jasmine, ditusukannya pisau itu keperut Jasmine. Jasmine terdiam memandangi darah yang keluar dari perutnya. Kirana berteriak, teriakan tertahan yang begitu menyayat.
"IDIOT! KENAPA KAMU BUNUH DIA?" Teriak teman lelaki yang menusuk Jasmine. Karena merasa panik, mereka langsung kabur dan meninggalkan kedua gadis itu. Jasmine terjatuh dan darah terus mengucur. Pandangannya kabur. Tapi dia berusaha mendorong badannya mendekati Kirana yang masih terikat. Tangis Kirana menyaksikan orang yang ia cintai tersakiti membuatnya berusaha sekuat mungkin membebaskan diri dari ikatan ditiang. Dia terus berusaha biarpun pergelangan tangannya terluka karena itu. Jasmine sekarang sudah berada tepat didepan Kirana.
"Na....na...." Jasmine tak sanggup melanjutkan kata-katanya karena saat itu dia langsung ambruk.

Keesokan harinya Kirana dan jasad Jasmine ditemukan oleh orang yang kebetulan lewat dan mencurigai ada sesuatu yang terjadi dirumah gubuk tersebut. Tangis Kirana telah kering. Dia diam dan terpaku layaknya patung. Dua orang lelaki yang pingsan diringkus polisi sedangkan keempat temannya tak lama kemudian juga berhasil ditangkap.
Kirana mengalami tekanan batin yang sangat berat. Dia diungsikan keluarganya keluar negeri.

Kirana tersadar dari lamunannya. Dia telah sembuh satu tahun yang lalu. Dia kembali kekota ini bukan untuk mengenang tapi untuk membalas dendam. Dia telah mengetahui kelima pemuda itu bebas hari ini, sedang teman mereka yang menusuk Jasmine dijatuhi hukuman seumur hidup.
Kirana bangkit dan menyiapkan pistol yang dibelinya secara ilegal. Tak akan dibiarkan para lelaki busuk itu bebas begitu saja.
"Mimin sayang...tenanglah, Nana pasti tak akan membiarkan mereka bebas."

2 komentar: