"Ory datang! Ory datang!" bocah-bocah itu berteriak kesenangan. Ory orang yg dimaksud tersenyum pada bocah-bocah itu. Dia menurunkan topinya lalu duduk dihadapan anak-anak itu. Seketika suasana menjadi hening. Para bocah itu terdiam dan siap mendengar dongeng dari Ory.
"malaikat-malaikat kecilku, hari ini aku akan menceritakan dongeng, dongeng tentang nyanyian lembah."
Lalu Ory pun mulai bercerita.
"ada seorang penambang bernama Ash. Dia adalah penambang yg rajin. Meski musim telah berganti menjadi musim dingin, meski para penambang yg lain telah pulang tp Ash tetap menambang. Dia berpikir toh dirumah tak ada yg menantinya. Dalam bekunya musim dingin Ash menambang seorang diri. Trang..trang... " Ory menirukan suara bunyi palu bersentuhan dengan batu.
"lalu saat sedang bekerja, Ash mendengar nyanyian itu. Mula-mula hanya sayup-sayup lalu Ash menghentikan pekerjaannya. Suara itu terasa dekat dan Ash terpesona oleh suara itu. Nyanyian indah itu begitu mengetarkan Ash." Si pendongeng itu pun bernyanyi.
"hanya aku, hanya aku dalam kesunyian.
Lolongan srigala pun tak terdengar.
Hanya aku, hanya aku dengan nyanyian.
Bawalah pedangmu dan datang lah pendekar.
Hanya aku, hanya aku didalam lembah persembunyian.
Aku menanti dirimu dan ini bukan lah kelakar."
suara nyanyian Ory bagai menghipnotis para bocah itu. Ory kemudian kembali bercerita.
"Ash yg penasaran lalu keluar dan mencari asal suara itu. Nyanyian itu terus terdengar. Lembah seolah menyampaikan melodi indah agar Ash bisa menemukan asal nyanyian itu.
Ash terus berjalan. Dia mengetatkan jaketnya agar angin musim dingin tak menyusup masuk kekulitnya. Lembah bergema bersautan menuntun Ash. Makin lama nyanyian itu makin jelas. Suara itu berasal dari gua, gua gelap yg selama ini tak pernah dimasuki karena konon bersarang laba-laba raksasa pemakan manusia tapi Ash tak takut, suara nyanyian itu lah yang membuat Ash tak takut. Dia begitu penasaran maka dia lalu masuk kedalam gua itu. Gelap. Ash berjalan dengan pelan agar tak terjatuh. Ya, nyanyian itu masih terdengar. Semakin jauh Ash melangkah, semakin terang jalannya. Ash keheranan tapi dia tetap berjalan. Sosok itu, sosok seorang gadis jelita melantukan syair-syair indah berdiri dihadapannya. Ash tertegun dan terpaku. Seketika gadis itu terdiam karena menyadari kehadiran Ash. Dia tersenyum pada Ash. 'akhirnya kau datang pendekar' kata gadis itu. 'aku bukan pendekar. Aku hanya penambang' jawab Ash. 'tidak,kau adalah pendekar. Lihat pedangmu begitu bersinar' gadis itu menunjuk palu besar yang dipegang Ash. 'tapi ini bukan pedang. Ini hanya palu' gadis itu tersenyum. 'palumu adalah pedangmu dan keberanianmu yang membuatmu menjadi pendekar. Kau begitu berani masuk kegua ini. Padahal tak seorang pun berani mendekati gua ini. Kau adalah pendekar, pendekar penyalamatku.' gadis itu kemudian bercerita kalau dia adalah putri dari raja dinegeri seberang. Dikarenakan suaranya yang indah dan parasnya yang jelita, para kakaknya merasa cemburu. Mereka lalu mengurung putri jelita didalam gua laba-laba raksasa.
"dimana laba-laba raksasa itu sekarang?" karena penasaran, salah satu bocah itu bertanya.
"ah ya, laba-laba raksasa itu tidak suka cahaya dan karena putri jelita berada didalam gua yg bercahaya,laba-laba itu tak berani mendekati dirinya. Dimusim dingin laba-laba tertidur diujung gua yang lain anak-anak. Dan saat laba-laba tertidur maka putri kecil pun bernyanyi dan lembah menyampaikan nyanyiannya."
"lalu sipenambang menyelamatkan putri jelita?"
Tanya bocah yang lain.
"ya, si penambang pun mengeluarkan putri jelita dari gua laba-laba. Dia membawa putri jelita kerumahnya. Menjadikan istrinya. Dan tentu saja mereka hidup bahagia." Ory mengakhiri ceritanya.
"kenapa putri jelita tidak kembali keistananya?"
"istananya bukan kastil besar nan mewah sayang, istananya adalah tempat penambang itu berada. Tempat dimana dia benar-benar merasa aman dan nyaman."
"walau hanya penambang tapi bagi putri jelita dia itu pendekarnya ya" celetuk salah satu bocah. Ory tersenyum. "ya sayang ku. Dongeng hari ini semoga menyenangkan hati kalian semua. Aku akan datang lagi dan menceritakan kisah yang lain lagi."
Ory lalu meniupkan ciuman pada bocah-bocah itu. Dia mengenakan topinya dan pergi dengan lambaian para bocah yang tetap menanti ceritanya yang lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar