Lokasi : di dalam kamar apartemen
Pemeran : Sarah dan Lian
Sarah : “mengapa kau tak tinggalkan saja dia?” (mengambil rokok yang berada di meja kecil di samping tempat tidur. Membaginya pada Lian)
Lian : “karena aku mencintainya.” (menyalakan rokok, menghisapnya secara cepat dan menghembuskan asapnya secara perlahan)
Sarah : “cinta? Sampah macam apa yang sedang kau bicarakan. Tinggal kan saja dia daripada kau harus terus tersakiti.”
Lian : “aku juga tak lebih baik darinya. Lihat saja apa yang telah ku lakukan bersamamu, bercinta dan berbohong padanya.”
Sarah : “ah, kau hanya melampiaskan kekesalanmu padanya. Membalas apa yang telah dia lakukan. Dia berkhianat, dan kembali padamu. Kamu memaafkannya tapi jauh dilubuk hatimu kamu telah tersakiti dan itu tak gampang sembuh. Bukankah aku hanya pelarianmu?” (rokok yang masih menyala ditangannya dibiarkan begitu saja)
Lian : “bisa dibilang begitu, tapi aku menyayangimu. Bukan sekedar hanya nafsu dan pelampiasan dendam.”
Sarah : “apalah bedanya, toh kau masih tetap mencintainya dan aku sama sekali tak bisa mengambil hatimu” (bangkit dari tempat tidur. Mematikan rokok dan berjalan kearah kamar mandi dengan tanpa busana)
Lian : “buat apa aku mencintaimu kalau akhirnya kamu juga akan menikah dengan pria berstatus tunanganmu.” (ikut bangkit dan menyusul Sarah ke kamar mandi)
Sarah : “apa boleh buat, kau tak punya penis yang bisa membuat pernikahan kita diakui”
Lian : “aku juga tak berniat memilikinya. Lagipula jika aku memilikinya tentu kamu tak akan mau aku ajak bercinta dan berselingkuh. (keduanya saling menyeringai)
Babak II
Lokasi : ruang keluarga rumah minimalis
Pemeran : Lian dan Nora
Nora : (mengisi piring Lian dan piringnya dengan nasi) hari ini lumayan sibuk?”
Lian : “ya lumayan. Tadi ada pembeli yang agak cerewet. Mau semua ruangan dibongkar dan diganti sesuai kemauannya.” (mengambil sayuran dan mulai makan)
Nora : “waaah…repot banget dong kalau gitu. Jadi dia tetap pakai jasa Honey?”
Lian : “iya, dia pembeli kakap jadi ya mesti tetap dilayani maunya, Honey ya mesti buat ulang semua struktur rumah dan kontraktor membuat ulang. Tadi sayang ngapain aja?”
Nora : “biasa lah Hon, jalan sana – sini kayak salesman nawari jualan.”
Lian : “namanya juga baru mulai, pasti agak repot sayang. Sayang juga sih bandel gak mau Honey bantuin promosi di tempat kerja.” (menyingkirkan piring yang telah habis dan sekarang memakan buah yang tersedia di meja makan)
Nora : (ikut makan buah) “nanti dibilang nepotisme. Males ah”
Lian : “sayang minta bantuan Sisil gak takut nepotisme.”
Nora : (tertawa) “jangan bilang Honey cemburu ya. oh come on Hon, Sisil dan aku sudah tak ada apa – apa lagi. Kami ini sudah seperti kakak adik.
Lian : “ kakak adik apa kakak adik sayang?” (menyeringai)
Nora : “terserah Honey kalau gak percaya yang jelas hati aku itu milik honey.” (mengecup pipi dan bibir Lian)
Lian : “gombal” (balas mengecup Nora)
Babak III
Lokasi : kantor Travel
Pemeran : Nora dan Sisil
Sisil : “seharusnya kakak promosiin di sekolah – sekolah elit. Biasanya anak – anak yang mau lulus itu suka mengadakan perpisahan dengan jalan – jalan”
Nora : “hem…ide yang bagus dek. Sepertinya itu bisa berhasil. Oh ya, ngomong – ngomong ada keperluan apa kemari?”
Sisil : “gak ada. Hanya ingin main saja. Memangnya tidak boleh?” (memandangi Nora yang duduk di depannya)
Nora : “boleh – boleh saja sih. Asal jangan minta makan aja.” (menyeringai)
Sisil : “kalau minta cium boleh dong” (tersenyum lalu tertawa terkekeh – kekeh)
Nora : “nanti kalau aku cium, adek jadi nagih, aku enggak tanggung loh” (meladeni candaan Sisil)
Sisil : “ya tinggal minta aja, gitu aja kok repot. Nah, ne kalo berani.” (memajukan wajahnya)
Nora : (tertawa) “hush…hush…merusak iman aja kamu dek. Nanti terjadi perkosaan baru tahu rasa kamu.”
Sisil : “kalau mau sama mau bukan perkosaan dong kak” (masih tertawa)
Nora : (hanya tertawa)
Babak IV
Lokasi : Hotel tempat resepsi pernikahan Sarah
Pemeran : Sarah, Lian, Nora
Nora : “bos honey pasti banyak banget duitnya. Meriah banget pestanya.”
Lian : “namanya juga bos, sayang. Suaminya aja pengusaha kaya raya.”
Nora : “bu Sarah cantik ya. kadang sayang suka curiga jangan – jangan honey ada main dengan Bu Sarah”
Lian : (tertawa tapi dengan suara kecil) “ada – ada aja. Mana mau dia sama honey. Bu Sarah kan sukanya batangan.”
Nora : (ikut tertawa) “ayo kita salami bos honey. (berjalan ke pelaminan. Menyalami keluarga dan pasangan pengantin)
Sarah : (menarik tangan Lian dan berbisik pada Lian) “hubungan kita tetap berlanjut.”
Lian : (tersenyum) “baik Bu, akan saya kerjakan” (turun dari pelaminan bersama dengan Nora)
Nora : “bilang apa bu Sarah tadi?”
Lian : “biasalah sayang, masalah kerjaan. Ayo kita makan.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar